Rifqi Fitriadi tepis keraguan para pecinta tenis di Indonesia. Terseok-seok di sirkuit ITF Men World Tennis Tour sejak akhir tahun lalu, tunggal putra terbaik Indonesia ini meloloskan diri ke babak utama ATP Chalengger via jalur kualifikasi pada Februari lalu. Rekor pribadinya pecah, peringkat tertingginya melonjak ke nomer 531 dunia, pada Jumat, 1 Maret 2024.
“Saya bangga dengan diri saya sendiri. Sangat happy dengan hasil yang saya capai pada bulan ini. Sejak november tahun lalu, hasil turnamen ITF Men WTT memang tidak sesuai ekspetasi. Hasil terbaiknya pun hanya sampai perempat final di Chennai, India, pada akhir Januari lalu. Meski melelahkan, mendapat 3 match dalam turnamen ATP Chalengger 75, New Delhi, tentu terasa sangat berharga,” ujar Rifqi, peraih medali emas SEA Games 2023.
Rifqi juga menjadi petenis Indonesia pertama yang menorehkan capaian ini setelah Christopher Rungkat menjejaki ATP Chalengger Aptos, Amerika Serikat, 2017—kala itu, bandit 34 tahun ini takluk di babak pertama dari petenis Barbados, Darian King, 2-6, 3-6.
Tujuh tahun berselang, Rifqi, sayangnya, menjiplak persis jejak seniornya. Petenis 25 tahun kelahiran Banjarmasin ini takluk di babak pertama dari peringkat 271 asal Italia, Enrico Della Valle, 4-6, 2-6. Di kali kedua menantang peringkat 200-an dunia, ia mencatatkan delapan kali double fault dan hanya membukukan satu break dari tiga kali kesempatan.
“Memang, peringkat enggak bisa bohong. Permainan lawan betul-betul berkualitas. Though banget. Top spin maupun servisnya susah buat saya kembalikan,” ujar Rifqi, “permainan saya sebetulnya bagus di awal pertandingan. Bola-bola saya deep dan konsisten.”
Dalam pertandingan satu setengah jam ini, Rifqi berhasil merenggut servis lebih dahulu untuk unggul dua gim. Namun, peringkat 555 dunia ini kecolongan servis di gim ketiga. Kedudukan pun imbang di gim keempat. 4-4, lawan mengambil momentum dengan meraih break kedua dalam rentetan tiga gim untuk menutup set pertama di lapangan Hardcourt.
Dalam keadaan tertinggal, Rifqi memulai set kedua dengan kehilangan dua servis pertamanya. Meski menghapus empat kesempatan break lawan, ia mesti kehilangan lima servis. Sepanjang pertandingan ini, hanya 53% servis pertama yang memberinya poin (18/34).
Terlepas dari hasil ini, Rifqi berhasil menaklukan dua petenis yang berperingkat lebih tinggi di babak kualifikasi. Pada pertandingan pertama, ia menumbangkan peringkat 314 asal Republik Ceko, Dominik Palan, 7-6(1), 1-0 RET. Pada pertandingan final kualifikasi, ia membalaskan dendamnya atas peringkat 360 asal Ukraina, Eric Vanshelboim, 6-4, 2-6, 6-3—pada pertemuan pertama, perempat final ITF M25 Chennai, Januari, Rifqi kalah, 4-6, 4-6.
“Saya selalu mencatat tiap selesai pertandingan. Bagian mana yang kurang. Bagian mana yang sudah baik. Pukulan apa yang memberi poin. Posisi apa yang membuat saya kehilangan poin. Kekurangan yang tercatat itu, saya kembangkan satu per satu,” ujar Rifqi, yang mengandalkan backhand satu tangan ini, “kekalahan di pertemuan pertama karena saya telat membaca ritme permainan Eric. Kali ini, saya juga bermain lebih konsisten dan agresif. Poin di momen genting pun bisa saya ambil seperti saat advantage sekali untuk break gim delapan.”
“Sama-sama nyari menang. 100% kemampuan saya kerahkan,” paparnya.
Kemenangan di final kualifikasi ini pun memberinya tambahan empat poin. Sebelumnya, enam poin ia kumpulkan dari lima turnamen sirkuit ITF. Rinciannya; tiga poin dari dua pekan ITF M15 Nakhon Si, Thailand, dan tiga poin dari ITF M25 Chennai, India. Meski pulang bertangan hampa dari dua turnamen pertamanya, peringkat tertingginya berhasil ia pecahkan.
Capaian ini pun lebih baik dari tahun lalu—ia hanya mendapat dua poin dari seri kedua ITF M15 Jakarta. Namun, anak didik Robby Sudrajat belum boleh berpuas diri lantaran…
Mengincar Top 500 Dunia, Ujian Sesungguhnya Datang Setelah Ramadan
Rirqi akan rehat sejenak dari turnamen internasional pada bulan depan. Ia mengaku akan fokus beribadah puasa di rumahnya. Dua ujian telah menantinya usai bulan suci. Pertama, menahan diri dari godaan sop banjar dan ketupat saat bajarahan di hari raya sebab badan yang fit sangat ia perlukan untuk menatap ujian sesungguhnya dalam percaturan tenis dunia.
Ujian kedua, ada 24 poin yang harus ia pertahankan dari dua pekan ITF M15 Jakarta, April, setahun lalu. Untuk menyegarkan ingatan, pundi-pundi poin itu bermula dari pekan kedua Harum Energy Mens Word Tennis Tour. Bermain di hadapan publik sendiri, ia mencapai semi final ITF pertama kali—tersisih wakil Jepang, Sora Fukuda, 6-7(6), 6-2, 4-6.
Momentum ini pun berlanjut pada pekan ketiga ajang yang dihelat di lapangan tenis The Sultan Hotel and Residence, Jakarta. Gelar juara dipetiknya di seri ketiga. Menantang wakil Thailand, Palaphom Kovapitukted, ia meraih kemenangan dua set langsung, 6-3, 6-4—persiapan matang yang menghapuskan dahaga emas tenis tunggal putra di ajang Asia Tenggara.
Rifqi pun menyadari betul hal ini. “Mempertahankan lebih sulit dari meraihnya. Masih banyak PR untuk menjaga rangking di 500-an dunia. Saya berencana pelan-pelan defends poin dulu. Melihat hasil dan kualitas permainan yang berkembang, saya kira realistis untuk mengincar 500 besar pada akhir tahun,” ujar Rifqi, petenis bertubuh jangkung, 175 cm.
Tanpa adanya turnamen di rumah sendiri, Rifqi masih menimbang dua opsi negara untuk tur profesionalnya pada April-Mei. Kazakstan atau Korea Selatan. Berdasarkan laman resmi ITF, Kazakstan menyelenggarakan dua seri ITF Mens WTT M15. Sementara itu, Korea Selatan, berdasarkan laman resmi ATP, menghelat dua ajang ATP Chalengger 75.