Ugo Humbert, jagoan lokal, menantang Hubert Hurkacz, juara bertahan asal Polandia, di semi final ajang Open 13 Provence, Prancis. Petenis 25 tahun ini akan berupaya meraih kemenangan perdana atas unggulan teratas pada pertemuan keempat mereka. Kekalahan teranyarnya hadir dari duel empat set di babak ketiga Australia Terbuka 2024.
Di perempat final, Jumat, 9 Februari 2024, Humbert mengatasi unggulan kelima asal Spanyol, Alejandro Davidoch Fokina, 6-1, 6-4. Hanya kehilangan dua poin dari servis pertama, petenis kidal ini tidak menghadapi satu pun break point selama bertanding satu jam 9 menit. Hasil ini mengantarkannya mencapai semi final ketiga di Marseille.
Kemenangan ini membuat rekor mereka kini imbang dua sama. Dalam dua pertemuan pertama mereka di sirkuit ATP, Davidoch unggul dengan tiga berbanding satu set. Humbert sebelum ini menang straight set di perdelapan final ITF Swiss 2018.
“Aku mengingat pertemuan terakhir kami dengan buruk. Aku mengundurkan diri sebab salah jatuh di Montpellier. Sejak saat itu, ia (Davidoch) memanggilku si pelompat,” tutur Humbert seraya mengembangkan senyum usai berlaga pada sore hari.
“Hari ini aku bermain dengan cukup baik. Selalu sulit bermain melawannya,” tambah Humbert, peringkat 21 tunggal putra yang mengidolai Roger Federer.
Humbert tengah menjalani tren positif di lapangan hardcourt dalam ruang. Enam pertandingan tanpa kekalahan. Rekor ini bermula dari perjalanannya meraih gelar juara keempat sirkuit ATP di ajang berlevel 250, Metz Terbuka, November tahun lalu.
Hurkacz pun menundukkan wakil Republik Ceko, Thomas Machac, dalam dua set langsung, 6-3, 6-4, di perempat final. Bersentajakan servis menggelegar, petenis 26 tahun ini mencatatkan 11 aces dan 90% servis pertamanya menghasilkan poin. Leluasa dalam mengontrol permainan dari baseline, ia unggul 13 poin setelah bertanding 62 menit.
“Tampak jelas, servisku hari ini bagus sekali dan itu sangat membantuku. Beberapa gim return pun cukup baik. Meskipun tidak banyak kesempatanku untuk break, permainanku, rasanya, semakin berkembang. Jadi, aku bisa tampil pede,” paparnya.
Hasil ini pun mengantarkan rangking kedelapan tunggal putra dunia menjadi petenis pertama yang membukukan sepuluh kemenangan di sirkuit ATP pada tahun ini. Empat kemenangan merupakan sumbangsih perempat final di Australia Terbuka.
Dimitrov Mengincar Final Kedua pada Tahun Ini
Semifinal lain mempertemukan unggulan kedua, Grigor Dimitrov dengan peringkat 18 tunggal putra dunia, Karen Khachanov. Dari tiga pertemuan mereka, Dimitrov selalu keluar sebagai pemenang—dua pertemuan perdana mereka terjadi di indoor hardcourt. Di atas kertas, ia pun diunggulkan untuk menembus final keduanya pada tahun ini—final pertamanya, di ATP 250 Brisbane Internasional, menganugerahinya gelar kesembilan.
Di perempat final, Dimitrov menumbangkan jagoan lokal, Arthur Rinderknech, 6-3, 7-6(6) dalam pertandingan satu jam 26 menit. Meski mencetak lebih sedikit aces, petenis Bulgaria ini hanya kecolongan dua poin dari servis pertama. Suatu keuntungan bagi veteran 32 tahun ketika pertarungan malam hari ini memanas di tie break set kedua.
“Seperti melempar dadu. Aku menghasilkan beberapa return yang bagus, pukulan yang jitu. Setelah unggul, aku mulai menenangkan diriku dan mengeluarkan pukulan yang kuinginkan. Aku memojokkannya, memaksakan bola tanggung,” ujarnya.
Sementara itu, Kachanov menyingkirkan wakil Tiongkok, Zhang Zhizhen, 6-4, 6-1. Dalam 61 menit pertemuan pertama mereka, petenis 27 tahun dari Rusia ini memasukkan 74% servis pertamanya. Sama mengandalkan permainan agresif, ia mesti menunggu sampai gim sepuluh di set pertama untuk mendapatkan break pertama di laga ini.