Polusi menyampul kota. Langit serupa mika abu-abu, dikait cerobong asap, mengerut hari-hari. Mendung, lepas kemarau panjang, memperkeruh suasana. Angin kering mengembuskan panas, menghapuskan kelembapan.
Ini bukan kondisi yang sehat buat wajah. Tidak juga buat wajah tenis Indonesia dan itu tampak jelas pada awal tahun 2024.
Korupsi ketua umum Pengurus Pusat Persatuan Lawn Tenis Indonesia (PP Pelti) Edward Omar Sharif Hiariej (Eddy Hiariej) terkuak. Berdasar dugaan KPK, ia menerima suap sejumlah Rp 8 miliar. Sebagian suap, Rp 1 miliar, itu mendanai kampanyenya untuk mengalahkan petahana, Rildo Ananda Anwar, dalam Musyawarah Nasional induk organisasi tenis di negeri ini, 21 November 2021. Ia akhirnya terpilih meski hanya membawa dukungan sah 12 pengprov—di bawah batas persyaratan.
Eddy Hiariej, yang sempat menjabat sebagai Wakil Menteri Hukum dan HAM, mengajukan gugatan praperadilan atas kasus tersebut. Di Ruang Sidang Utama, 30 Januari 2024, Pengadilan Negeri Jakarta Selatan (PN Jaksel) berpihak kepadanya. Hakim menyatakan penetapannya sebagai tersangka tidak sah.
Di saat yang bersamaan, PP Pelti di bawah kepemimpinannya abai dalam menanggung biaya atlet yang mewakili negara.
Aldila Sutjiadi, peraih emas Asian Games 2018, belum menerima pembayaran atas ongkos transportasi untuk mengikuti Sea Games dan Asian Games 2023. Dari dua ajang tersebut, Dila mempersembahkan empat medali bagi Indonesia. Persoalan ini terkuak setelah sang petenis menagih via media sosial.
Menteri Pemuda dan Olahraga, Ditto Ariotedjo menyatakan ini permasalahan administrasi. PP Pelti tidak mengajukan pendanaan ke NOC (Komite Olimpiade Nasional) untuk pembayaran ongkos pesawat. “PP Pelti waktu itu mau nambahi tapi ternyata tidak,” ujarnya usai diskusi di PSSI, 21 Desember 2023.
Delapan bulan sejak hutang pertama, PP Pelti belum juga melunasinya. Dila mengatakan bahwa Sekretaris Jenderal PP Pelti, Hasbullah Tahir, butuh waktu untuk membicarakan soal ini dengan ketua umum dan bendahara. “Semoga ada kabar baik dari mereka,” ujarnya pada Tempo, 30 Januari 2024.
PP Pelti sedang seret pendanaan. Kondisi tampak dalam surat undangan seleksi nasional Tim Nasional Putra di Jakarta, 9 – 13 Januari 2024. PP Pelti tidak menyediakan akomodasi dan penggantian biaya perjalanan. Para peserta seleksi juga dituntut untuk membawa peralatan dan mengurus paspor sendiri.
“Saat ini, dananya tidak ada. Tahun lalu kami tanggung semua,” ujar Suharyadi, Kepala Bidang Pembinaan Prestasi PP Pelti.
Paceklik Kemenangan di Level Senior
Di atas lapangan, Dila juga sedang berjuang untuk mengembalikan performanya. Peringkat ke-29 ganda putri dunia ini tidak bisa melangkah lebih jauh dari babak kedua dalam tiga turnamen pembuka tahun di Australia.
Di nomor ganda putri, Dila, bersama petenis Jepang, Miyu Kato membuka tahun ini dengan tiga kekalahan beuntun. Duet yang telah bersama sejak Prancis Terbuka 2021 mesti merelakan laga kepada duet Amerika Sloane Stephens/Ashlyn Krueger, 6-3, 4-6 (09-11) di Brisbane Internasional, dari duet Jepang Serbia, Aoyama Shuko/Aleksandra Krunic, 4-6, 7-5, (11-13) di Adelaide Internasional, dan duet Rusia, Anna Kalinskaya/Ekaterina Alexandrova, 3-6, 6-0, 5-7, di Australia Terbuka.
Dila/Kato gagal mengeksekusi match point di tie break set penentu dalam dua laga pertama mereka. Kegugupan ini ditengarai kurangnya pertandingan pada akhir tahun lalu. Sebelum tur di negeri Kangguru, mereka terakhir kali mengasah raketnya di partai final ajang WTA Elite Throphy, Oktober 2023.
Untuk mengatasinya, Dila akan memperbanyak pertandingan dengan mengikuti turnamen di level 250 WTA. “Supaya kami lebih siap di turnamen yang levelnya lebih tinggi,” tutur pemilik empat piala tur WTA ini.
Benar belaka, Dila/Kato memecahkan kebuntuan di turnamen level tersebut. Di ajang Thailand Terbuka, mereka melangkah ke babak semifinal tanpa kehilangan satu set pun. Menempati unggulan teratas, duet Indonesia-Jepang ini meraih kemenangan perdana mereka pada tahun ini usai mengalahkan duet Jepang-Brasil, Nao Hibino/Ingrid Gamarra Martins di babak pertama. Match point mereka raih dalam tie break, 6-1, 7-6(4). Pada perempat final, duet top 30 ganda putri dunia ini menundukkan duet Yunani-Rusia, Valentini Grammatikopoulou Anastasia Tikhonova, 7-5, 6-1.
Di negara yang sama, dua pekan sebelumnya, Beatrice Gumulya dan Jessy Rompies bertanding di nomor ganda putri ITF W50 Nothaburi. Bea mencapai semifinal sebelum mengundurkan diri, 12 Januari 2024. Di perdelapan final, dua hari sebelumnya, ia menundukkan Echi, yang main perdana di tahun ini.
Berkebalikan jadwal Dila, kedua veteran 33 tahun ini melanjutkan tur mereka ke Australia. Di ajang ITF W75 Burnie, Bea gugur di babak pertama. Tidak jauh berbeda, Echi rontok di babak kedua, 1 Februari 2024.
Di sektor putra, Rifqi Fitriadi, peraih emas Sea Games 2023, menemui paceklik kemenangan serupa. Bertanding di tiga ajang ITF M25 di India, tiga dari lima laganya mesti berakhir dengan kekalahan. 25 tahun ini pun mengaku tidak puas dengan performanya dan bertekad untuk memperbaiki permainan.
“Di pekan pertama, lawan bermain jauh lebih baik. Rifqi juga belum nyaman, ground strokes dan servisnya. Di pekan kedua, permainan Rifqi sudah lebih baik, terutama di forehand dan servisnya. Sudah lebih enak pegangannya. Namun, hasilnya masih belum maksimal,” tutur peraih satu gelar ITF M15.
Pada pekan terakhir, Rifqi melangkah sampai perempat final. Sayang, tunggal putra terbaik merah putih ini kalah dari unggulan keempat asal Ukraina, Eric Vanshelboim, dua set lansung 4-6, 4-6—laga ini merupakan pertemuan pertama Rifqi dengan petenis yang berperingkat lebih tinggi darinya di tahun ini.
Rifqi akan memimpin kawan-kawannya menghadapi Togo di babak Play Off Grup II Piala Davis, 3-4 Februari. Bermain tandang, Tim Nasional hasil seleksi ini adalah unggulan sembilan dalam babak krusial untuk menghindarkan degradasi. Sementara itu, Togo adalah tim promosi dari Grup III zona Afrika.
Perjuangan mereka tak akan mudah meski lawan adalah tim berperingkat terendah pada grup II ini. Pasalnya, hanya Rifqi dan Anthony Susanto yang memiliki pengalaman bertanding di ajang supremasi tenis beregu putra dunia ini. Selain itu, Rifqy Sukma Ramadhan, Claudio Renaldi Lumanauw dan Renaldi Aqila, tiga debutan, tidak bertanding di ajang internasional dalam lima bulan terakhir.
Christopher Rungkat menjadi satu-satunya petenis merah putih yang meraih trofi. Veteran 36 tahun ini, meraih gelar ganda ke-54 di ajang ITF M25 Chennai. Menggandeng atlet Filipina, Francis Casey Alcantara, ia membekap pasangan Rusia-India, Bogdan Bobrov/Adil Kalyanpur, 6-4, 6-2, pada 28 Januari.
Secercah Harapan dari Petenis Junior
Empat petenis negeri ini meraih tiga di ITF J30 Singapura. Mischka Sinclaire Goenadi dan Abigael Elham menjuarai ganda putri. Sedang, Aldhito Dwi Kurniawan dan Rafalentino Ali da Costa mendominasi sektor putra.
Pada partai final, Mischka/Abigael mengalahkan duo Taiwan-Thailand, Chia-en Hsieh/Natrada Sakulvongtana, 6-1, 6-2, 27 Januari. Gelar ini merupakan raihan yang keempat bagi Mischka dan yang pertama bagi Abigael.
Mischka, 15 tahun, menorehkan catatan istimewa. Tiga dari empat gelarnya datang berturut-turut—dua gelar sebelumnya didapat bersama Tiara Naura Nur Azizah di J30 Surabaya dan J30 Jakarta, Oktober 2023. Selama itu, ia hanya kehilangan tiga dari 27 set yang membawanya ke peringkat ITF terbaiknya, 1155.
Stefan Kadir, pelatih Mischka, menyatakan permainan anak asuhnya semakin berkembang. “(Mischka) makin tenang dan percaya diri. Walau pasangannya berbeda, ia bermain dengan cukup kompak. Keduanya berhasil melewati beberapa rintangan berat,” tutur pelatih NextGen Tennis Academy, Jakarta.
Mischka juga bermain konsisten di nomor tunggal putri. Ia menembus perempat final di tiga dari empat turnamen terakhirnya. “Baru kali ini (Mischka) kalah dari Anjali (Kirana Juniarto) dari tiga pertemuan terakhir. Kami menilai hasil single ini cukup baik dan persiapan juga sudah maksimal. Tapi, harus diakui lawan mengalami peningkatan. Jadi kami akan berlatih lebih giat memperbaiki kekurangan.
Sedang, Aldhito dan Rafalentino menggondol juara ganda putra usai menumbangkan pasangan Taiwan, Kuan-Huai Mao/Zi Yi Ou, 6-7 (5), 7-6 (3), 10-06. Duel keduanya di final tunggal, Aldhito keluar sebagai juara.
Aldhito, 17 tahun, berpotensi menambah gelarnya di Singapura. Ia, bersama Jaden Dewandaka Tan, akan menantang pasangan Tiongkok, Xianfeng Chen/Jintao Lan pada partai final ganda Sementara itu, Jaden berpeluang menyapu bersih gelar. Ia akan bermain di partai final tunggal menghadapi Dylan Jimenez.